“iklan”
iklan

Catatan Hitam Ketidakberhasilan Pilkada Konut, Prestasi Banjir Masih Bertahan

Aprilianto, SH.

KIATNEWS : Menjelang pemilihan kepala daerah, Konawe Utara malah di landa banjir. Ini merupakan tiga periode catatan hitam ketidakberhasilan Pilkada Konut, sehingga prestasi langganan banjir masih bertahan.

Di usia yang ke-17 tahun dengan dua orang bupati berbeda tetapi Konawe Utara masih tetap menjadi langganan banjir di saat musim penghujan ini, menandakan Pilkada hanya ajang euforia semata, bukan ajang untuk mencari pemimpin yang dapat memberikan solusi.

Bencana banjir memang tidak dapat diprediksi kapan datangnya, akan tetapi dapat dilakukan upaya pencegahan agar tidak terjadi hal serupa secara berulang-ulang.

Bacaan Lainnya

Persoalan serupa juga terjadi pada tahun 2019, dimana saat itu bencana banjir di Konawe Utara dinobatkan sebagai bencana nasional, yang padahal setahun kedepannya akan dilangsungkan Pilkada 2020. Sehingga tidak salah prestasi langganan banjir telah melekat pada nama Kabupaten Konawe Utara.

Sehingga inilah yang menjadi gundah gulana dari penulis sebagai putera asli Konawe Utara. Padahal dalam menjelang momentum pemilihan umum atau pemilihan kepala daerah, euforianya sangat tinggi, tak jarang menghadirkan cost politik yang sangat besar serta konflik kepentingan antar sesama.

Selain itu, Konawe Utara merupakan daerah yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA), akan tetapi malah berbanding terbalik dengan kondisi wilayah yang terjadi saat ini. Idealnya daerah yang memiliki sumber daya alam yang melimpah seharusnya sejalan dengan infrastruktur yang memadai, serta dapat dilakukan penanganan terhadap resiko bencana alam. Hal ini menandakan bahwa sumber daya alam yang dikelola tidak sehat karena tidak mampu mengatasi persoalan tersebut.

Melalui tulisan ini, penulis mengajak kepada seluruh entitas masyarakat untuk lebih cerdas dalam memilih pemimpin kedepannya, bukan hanya sekedar terlibat euforia sehingga melupakan kewajiban dalam memprihatinkan kesejahteraan daerah.

Lebih lanjut, penulis berharap agar dalam momentum Pilkada 2024 ini menjadi ajang politik untuk menentukan kepemimpinan Konawe Utara selama 5 Tahun kedepan yang jauh lebih baik, dan penulis berharap agar kelak siapapun yang terpilih dapat menempatkan diri sebagai bupati yang layak dan mampu menghadirkan solusi terhadap kemajuan dan kesejahteraan daerah.

Sebagai penutup, penulis mengajak kepada seluruh kalangan pemuda dan masyarakat untuk berpartisipasi dan mengawal jalannya Pilkada. Mengutip kalimat dari seorang filsuf yunani kuno, Plato “Salah satu hukuman menolak berpartisipasi dalam politik adalah kamu akhirnya diperintah oleh orang yang tidak kompeten”.

 

 

 

 


Oleh : Aprilianto, S.H
Penulis adalah Ketua Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) Konawe Utara dan Kabid Hukum dan Ham HMI Cabang Kendari

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *