Pemkot Kendari Tegaskan Komitmen Pelestarian Bahasa Daerah Lewat Festival Tunas Bahasa Ibu Sultra 2025

Pemkot Kendari turut mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2025. Foto: ist.

KIATNEWS : KENDARI — Komitmen dalam menjaga warisan budaya bangsa kembali ditunjukkan Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari dengan dukungan terhadap pelestarian bahasa daerah. Hal ini ditunjukkan dengan keikutsertaan Pemkot Kendari dalam Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2025.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota Kendari, Maman Firmansyah mewakili Wali Kota Kendari, dr. Hj. Siska Karina Imran, SKM.

Ia turut menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, yang menjadi tonggak penting dalam upaya memperkuat kolaborasi pelestarian bahasa dan sastra daerah di Sultra.

Bacaan Lainnya

Lebih dari sekadar kegiatan seremonial, FTBI juga menjadi upaya nyata dalam membangun kesadaran linguistik di kalangan pelajar, agar tidak tercerabut dari akar bahasa dan budaya lokal di tengah derasnya arus globalisasi dan digitalisasi.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota Kendari, Maman Firmansyah mewakili Wali Kota Kendari, dr. Hj. Siska Karina Imran, SKM pada kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2025. Foto: ist.

Sebagai kota yang terus tumbuh menjadi pusat pendidikan dan kebudayaan di Sulawesi Tenggara, Pemerintah Kota Kendari menilai pentingnya integrasi antara dunia pendidikan dengan pelestarian nilai-nilai lokal.

Melalui dukungan terhadap kegiatan seperti FTBI, Pemkot Kendari ingin memastikan bahwa generasi muda Kendari tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki karakter budaya yang kuat.

Asisten Pemerintahan dan Kesra Kota Kendari, Maman Firmansyah mengungkapkan apresiasi atas langkah Balai Bahasa dan Pemerintah Provinsi Sultra yang terus berkomitmen menjaga bahasa daerah sebagai bagian dari identitas bangsa.

“Pemerintah Kota Kendari sangat mendukung setiap upaya pelestarian bahasa daerah. Bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga jembatan nilai-nilai budaya dan moral yang diwariskan oleh leluhur kita. Melalui festival ini, kami berharap generasi muda semakin bangga menggunakan bahasa ibu dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota Kendari, Maman Firmansyah mewakili Wali Kota Kendari, dr. Hj. Siska Karina Imran, SKM pada kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2025. Foto: ist.

Lebih lanjut, Ia menambahkan bahwa Pemkot Kendari siap bersinergi dengan berbagai pihak dalam mengembangkan program pelatihan, lomba literasi daerah, serta penguatan kurikulum muatan lokal yang berfokus pada bahasa dan sastra daerah. Upaya ini diharapkan dapat menjadi benteng pertahanan budaya di tengah modernisasi yang kian cepat.

Festival Tunas Bahasa Ibu Tingkat Provinsi Sultra 2025 sendiri diikuti oleh pelajar dari berbagai kabupaten dan kota se-Sulawesi Tenggara, yang menampilkan kreativitas dalam berbahasa daerah melalui berbagai lomba seperti membaca puisi, mendongeng, menulis cerpen, dan berpidato dengan bahasa ibu masing-masing.

Antusiasme peserta menegaskan bahwa bahasa daerah masih memiliki tempat penting di hati masyarakat, terutama generasi muda. Kegiatan ini juga memperlihatkan semangat kebersamaan lintas daerah untuk menjaga keberagaman bahasa sebagai aset kultural bangsa.

Melalui partisipasi aktif dalam kegiatan ini, Pemkot Kendari ingin menjadi teladan bagi daerah lain dalam memperkuat kebijakan pelestarian bahasa daerah.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota Kendari, Maman Firmansyah mewakili Wali Kota Kendari, dr. Hj. Siska Karina Imran, SKM pada kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2025. Foto: ist.

Upaya ini sejalan dengan visi Wali Kota Kendari untuk membangun Kota Cerdas, Humanis, dan Berbudaya, di mana kemajuan teknologi dan ekonomi tetap berpijak pada nilai-nilai lokal dan identitas budaya.

Ditegaskan bahwa bahasa ibu tidak boleh sekadar dikenang, tetapi harus terus dihidupkan melalui pendidikan, kreativitas, dan kebijakan pemerintah daerah yang berpihak pada pelestarian budaya.

“Melestarikan bahasa ibu berarti menjaga nyawa dari kebudayaan itu sendiri. Kota Kendari akan terus mendukung upaya-upaya seperti FTBI agar bahasa daerah tidak hanya hidup di ruang kelas, tetapi juga di tengah masyarakat,” pungkasnya.

Festival Tunas Bahasa Ibu 2025 menjadi bukti bahwa di tengah era digital, Pemerintah Kota Kendari tetap berkomitmen melestarikan kearifan lokal dan memastikan bahwa bahasa daerah tetap menjadi bagian hidup yang mengakar dalam setiap langkah pembangunan daerah. (Adv/*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *