KIATNEWS : KENDARI – Banjir besar yang melanda Kelurahan Lepo-lepo, Kecamatan Baruga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), tak hanya menyisakan genangan air dan puing-puing harapan, tetapi juga membangkitkan semangat solidaritas yang luar biasa.
Mereka tidak hanya hadir secara administratif, tetapi turun langsung membawa harapan dan bantuan bagi ratusan warga yang terdampak banjir akibat meluapnya Sungai Wanggu.
Aksi nyata ini dilksanakan pada Senin, 30 Juni 2025, dengan melibatkan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang secara kolektif mengumpulkan dan menyalurkan bantuan kebutuhan pokok.

Bantuan yang diserahkan mencakup beras, telur, mie instan, dan air mineral, semuanya berasal dari swadaya para ASN di lingkup masing-masing OPD. Kegiatan ini merupakan wujud nyata semangat gotong royong dan kepedulian antarsesama.
“Kami menyadari bahwa warga kita sedang mengalami musibah, dan sudah menjadi tanggung jawab kami sebagai bagian dari pemerintah untuk hadir dan membantu. Ini bukan sekadar seremonial, tapi bentuk kepedulian ASN untuk masyarakat,” ujar Kepala Dinas Kominfo Kota Kendari, Sahuriyanto, yang turut hadir di lokasi posko pengungsian.
Bantuan diberikan secara simbolis langsung kepada warga yang mengungsi di tenda darurat. Respons warga pun sangat positif. Mereka menyambut kehadiran para ASN dengan haru dan ucapan syukur, merasa tak sendiri dalam menghadapi musibah.
Musmail (47), warga RT 04 RW 01 Kelurahan Lepo-lepo yang terdampak banjir, mengaku terharu dengan kehadiran ASN yang tak hanya datang menyerahkan bantuan, tetapi juga menyempatkan diri berdialog dan mendengarkan keluh kesah warga setempat.
“Saya kira tidak akan ada yang datang selain petugas biasa. Tapi ternyata banyak ASN datang bantu, bahkan bantu angkat barang kami. Terima kasih banyak, kami tidak merasa sendiri,” ujar Musmail.
Hingga hari ini, data sementara mencatat sebanyak 103 kepala keluarga atau 402 jiwa terdampak banjir. Sebagian besar masih bertahan di tenda-tenda pengungsian yang disiapkan oleh Pemerintah Kota Kendari melalui koordinasi antara BPBD dan Dinas Sosial Kota Kendari.
Selain mendirikan dapur umum dan fasilitas kesehatan darurat, pemerintah juga terus memantau perkembangan cuaca dan kondisi air. Warga diimbau tetap waspada dan segera menghubungi Call Center 112 jika membutuhkan bantuan lebih lanjut.
Bencana ini membuka mata semua pihak bahwa kolaborasi dan empati adalah kunci dalam menghadapi situasi darurat. Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, namun dengan keterlibatan aktif ASN di lapangan, sistem tanggap darurat berjalan lebih cepat, tertib, dan manusiawi.
Beberapa OPD yang terlibat langsung dalam aksi kemanusiaan ini antara lain: Bappeda, BKPSDM, Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian, Dinas Pertanian, Dinas Kominfo, Dinas Pendidikan, Dinas Pariwisata, serta Camat Kendari Barat.
Ke depan, semangat ini akan terus dikembangkan sebagai bagian dari budaya pelayanan publik yang lebih dekat, lebih responsif, dan lebih peduli. Karena sejatinya, ASN bukan hanya pelayan administrasi, tetapi juga garda terdepan dalam merawat nilai-nilai kemanusiaan dan kebersamaan di tengah masyarakat. (Adv/Er)