KIATNEWS : KENDARI – Forum Ekonomi Sulawesi Tenggara (Forkestra) 2025 kembali hadir sebagai wadah gagasan dan kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat fondasi ekonomi daerah.
Mengusung tema “Memperkuat Ekonomi Sulawesi Tenggara Melalui Inovasi, Ketahanan, dan Keberlanjutan Menuju Daya Saing Global”, ajang yang diinisiasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sultra ini memasuki gelaran ke-5 dengan semangat menghadirkan solusi nyata bagi perekonomian daerah, Selasa 30 September 2025.
Tidak sekadar forum diskusi, Forkestra 2025 juga dirangkaikan dengan penandatanganan Kerjasama Antar Daerah (KAD) dalam rangka Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Kerjasama itu melibatkan Kota Kendari dengan Kabupaten Konawe untuk komoditas beras, serta Kota Kendari dengan Kabupaten Konawe Selatan untuk komoditas cabai rawit.
Langkah ini menjadi simbol nyata komitmen Sultra menjaga ketahanan pangan sekaligus mengendalikan inflasi.
Acara ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sultra, Drs. Asrun Lio mewakili Gubernur Sultra. Hadir pula Wali Kota Kendari, Siska Karina Imran, Bupati Konawe, Yusran Akbar, akademisi, pelaku usaha, perbankan, serta mahasiswa.
Tampil sebagai narasumber, Direktur Pembangunan Indonesia Timur Kementerian PPN/Bappenas Ika Retna Wulandary, Analis Departemen Ekonomi Keuangan Inklusif dan Hijau BI Anindita Sita Dewi, serta Theo Satrya, yang mengulas arah pembangunan Sultra dari berbagai perspektif, mulai dari hilirisasi dan industrialisasi, keuangan inklusif dan hijau, hingga pemanfaatan pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai mesin pertumbuhan baru.
Dalam sambutannya, Sekda Sultra, Asrun Lio menegaskan, meski menghadapi tekanan global, perekonomian Sultra tetap menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan lebih tinggi dari rata-rata nasional.
“Pertumbuhan ekonomi bukan hanya soal angka, tetapi harus melahirkan lapangan kerja layak di tengah bonus demografi dan perkembangan teknologi. Forkestra adalah ruang strategis untuk melahirkan ide-ide berbasis riset demi penguatan hilirisasi, industrialisasi, dan UMKM yang kokoh dan berkelanjutan,” ujarnya.
Senada dengan itu, Kepala BI Sultra Edwin Permadi menekankan pentingnya membangun struktur ekonomi yang resilien. Menurutnya, ketergantungan pada sektor ekstraktif perlu diimbangi dengan transformasi ke sektor berkelanjutan.
“Arah kebijakan harus menitikberatkan pada hilirisasi, pariwisata, ekonomi kreatif, dan ekonomi hijau berbasis energi terbarukan dan digitalisasi,” jelas Edwin.
Forkestra 2025 sekaligus menjadi ajang apresiasi terhadap sinergi pemerintah daerah, perbankan, akademisi, hingga pelaku usaha yang terus berkolaborasi menjaga stabilitas harga, memperkuat UMKM, dan mengakselerasi pembangunan berkelanjutan.
Harapannya, forum ini tidak hanya jadi seremonial, tetapi juga motor penggerak agar Sultra siap melompat ke level daya saing global







