KIATNEWS : KENDARI – Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Sulawesi Tenggara kembali memicu bencana banjir di beberapa titik, termasuk di Kawasan Kali Wanggu, Kota Kendari. Hujan dengan intensitas tinggi sejak malam sebelumnya menyebabkan air sungai meluap dan merendam ratusan rumah warga, khususnya di Jalan H. Lamuse, Kelurahan Lepo-Lepo.
Merespons situasi ini, Pemerintah Kota Kendari bergerak cepat. Di bawah kepemimpinan Wali Kota Hj. Siska Karina Imran, langkah-langkah tanggap darurat langsung diaktifkan untuk memastikan keselamatan dan kebutuhan dasar warga terdampak tetap terjamin.
Melalui sinergi antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sosial Kota Kendari, Pemkot Kendari mendirikan dapur umum serta menyiapkan tenda pengungsian di sekitar lokasi terdampak. Fasilitas ini disediakan secara gratis sebagai tempat berlindung dan pemenuhan konsumsi bagi masyarakat yang terpaksa mengungsi.

“Banjir ini disebabkan oleh pendangkalan sungai dan tidak berfungsinya beberapa pintu air. Kami akan segera berkoordinasi dengan instansi teknis untuk menangani hal ini, termasuk melakukan pengerukan sungai dalam waktu dekat,” ujar Kalak BPBD Kendari, Cornelius Padang, di lokasi pengungsian.
Data sementara mencatat sebanyak 103 Kepala Keluarga (KK) atau 402 jiwa terdampak, dengan beberapa titik banjir mencapai ketinggian di atas lutut orang dewasa. Kondisi ini membuat sebagian warga harus mengungsi dan meninggalkan rumah mereka. BPBD juga mengerahkan perahu karet untuk membantu evakuasi warga, khususnya anak-anak dan lansia, serta menyelamatkan barang-barang dari genangan air.
Sementara itu, Dinas Sosial Kota Kendari memastikan kebutuhan konsumsi pengungsi tercukupi. Setiap hari, dapur umum menyiapkan makanan siap saji tiga kali sehari, dengan dukungan logistik tambahan dari Dinas Ketahanan Pangan dan PMI Kota Kendari.
“Kami pastikan layanan dasar terpenuhi secara maksimal. Kebutuhan konsumsi, selimut, matras, hingga makanan balita dan lansia juga kami distribusikan di posko pengungsian,” jelas Kadis Sosial, Sudirham.
Tak hanya menangani dampak langsung, Pemerintah Kota Kendari juga mengambil langkah edukatif. Melalui aparat kelurahan dan RT/RW, warga diimbau tidak membuang sampah ke sungai dan saluran drainase, karena tumpukan sampah menjadi penyebab utama tersumbatnya aliran air.
Instruksi ini sejalan dengan arahan Wali Kota Kendari, yang menekankan bahwa penanganan bencana harus dilakukan secara cepat, terpadu, dan berkelanjutan. Wali Kota juga mengapresiasi kerja keras seluruh tim lapangan yang tetap siaga selama 24 jam di tengah cuaca tidak menentu.
“Kami tidak ingin ada korban jiwa. Maka yang utama adalah keselamatan warga. Pemkot hadir melalui BPBD, Dinsos, PUPR, dan semua OPD terkait. Kami juga mengajak masyarakat untuk ikut berperan aktif menjaga lingkungan,” tegas Wali Kota Hj. Siska Karina Imran.
Selain itu, upaya normalisasi Kali Wanggu dan perbaikan pintu air akan segera masuk tahap pelaksanaan sebagai solusi jangka panjang mengatasi persoalan banjir tahunan di kawasan ini. Pemkot juga tengah menyusun peta kerentanan bencana untuk perencanaan infrastruktur berbasis mitigasi di tahun anggaran mendatang.
Langkah sigap ini menegaskan komitmen Pemerintah Kota Kendari dalam membangun kota yang tangguh terhadap bencana, ramah lingkungan, dan mengutamakan keselamatan warganya. Dengan kolaborasi pemerintah dan masyarakat, Kendari terus bergerak menuju kota yang lebih aman, sehat, dan siap menghadapi tantangan iklim. (Adv/Er)