KIATNEWS : KENDARI -Kepedulian pemerintah pusat terhadap korban bencana non-alam di Sulawesi Tenggara kembali dibuktikan melalui langkah konkret Kementerian Sosial Republik Indonesia.
Bertempat di Aula Samaturu Balai Kota Kendari, Jumat 27 Juni 2025, Sekretaris Jenderal Kemensos RI, Robben Rico, menyerahkan langsung bantuan santunan kepada para korban bencana dari wilayah Kota Kendari, Kabupaten Konawe, hingga kasus yang terjadi di luar negeri seperti di Selangor, Malaysia.
Acara ini turut dihadiri oleh jajaran pemerintah daerah, termasuk Sekretaris Daerah Provinsi Sultra, Wakil Wali Kota Kendari, dan Sekda Kota Kendari. Kehadiran mereka menunjukkan bahwa sinergi antara pemerintah pusat dan daerah tetap menjadi pilar utama dalam penanganan dampak bencana sosial maupun non-alam.
Dalam sambutannya, Robben Rico menyampaikan bahwa bantuan ini tidak semata-mata bersifat simbolis, melainkan bentuk nyata kehadiran negara dalam situasi krisis yang menimpa warganya.

“Kami hadir bukan sekadar formalitas. Bantuan ini adalah tanggung jawab moral dan sosial kami terhadap masyarakat yang terdampak, baik karena kebakaran maupun kejadian lainnya, termasuk peristiwa yang terjadi di Selangor. Ada korban meninggal dan luka-luka, dan itu semua harus mendapat perhatian serius,” ungkapnya.
Adapun rincian bantuan yang disalurkan mencakup santunan sebesar Rp15 juta untuk setiap korban meninggal dunia, dan Rp5 juta untuk korban luka-luka. Tak hanya itu, Kemensos juga menyalurkan dana sebesar Rp57 juta untuk program perselasian sosial yang diperuntukkan bagi satu kelompok masyarakat.
Tujuannya adalah membangun kembali ikatan sosial, memperkuat komunikasi antarwarga, dan memulihkan semangat gotong royong yang sempat terganggu akibat bencana.
“Perselasian sosial ini sangat penting. Di tengah masyarakat yang sedang berduka atau mengalami trauma, komunikasi dan harmoni menjadi faktor utama untuk membangun kembali kekuatan sosial. Kami mendukung penuh upaya pemerintah daerah menciptakan lingkungan yang damai dan bersatu,” tambah Robben.

Tak berhenti di situ, kunjungan kerja Sekjen Kemensos juga menyentuh aspek pembangunan sumber daya manusia melalui peluncuran Sekolah Rakyat. Robben Rico menyebutkan, saat ini sebanyak 100 unit rintisan Sekolah Rakyat telah siap untuk beroperasi per akhir Juli 2025, dan akan disusul oleh 100 unit lainnya yang masih dalam tahap perencanaan.
Program ini mengusung konsep boarding school atau sekolah berasrama, di mana peserta didik tak hanya menerima pendidikan formal, tetapi juga pembinaan karakter dan keterampilan sosial.
“Kita ingin anak-anak dari keluarga yang terdampak bencana punya harapan baru, tempat belajar yang nyaman, dan masa depan yang lebih baik,” jelasnya.
Kementerian Sosial RI menegaskan bahwa pembangunan manusia dan pemulihan pascabencana adalah dua sisi yang tak terpisahkan. Bantuan yang diberikan bukan hanya bersifat materi, tapi juga menyasar jangka panjang melalui pendidikan dan penguatan komunitas.

Diketahui, Sekolah Rakyat mengusung pendekatan berbasis asrama (boarding school), di mana peserta didik akan mendapat pendampingan menyeluruh baik secara akademik, psikososial, maupun pembinaan keterampilan hidup. Program ini juga menjadi bagian dari transformasi perlindungan sosial yang lebih responsif dan inklusif, sebagaimana visi Kementerian Sosial RI.
Dengan hadirnya Sekolah Rakyat, diharapkan anak-anak terdampak bencana dapat kembali menata masa depan mereka dengan lebih baik, dalam lingkungan yang aman, mendukung, dan penuh semangat kebersamaan. (Adv/Er)