KIATNEWS : MUNA BARAT – Kontraktor yang melakukan aktivitas pembangunan di kawasan Bandar Udara (Bandara) Sugimanuru, Kabupaten Muna Barat (Mubar) terancam disanksi.
Pasalnya, aktivitas pembangunan di kawasan bandara udara tersebut diduga jadi pemicu utama terjadinya banjir yang melanda warga Desa Kusambi, Kecamatan Kusambi, Kabupaten Mubar.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Mubar, La Edi mengatakan, apabila banjir tersebut berkaitan dengan adanya kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktifitas kontraktor tertentu, maka itu akan menjadi perhatian seriusnya. Warga setempat pun diminta untuk memasukan laporan resmi di DLH Mubar.
Jika pihak kontraktor beraktifitas tanpa aturan yang berlaku, tidak mengantongi Amdal, atau beraktifitas illegal, maka DLH Mubar bakal memberikan sanksi tegas.
“Tentang galian tanah, kalau keberatan silahkan datang di DLH Mubar dan melapor secara tertulis, apalagi tanpa izin dari pemiliknya atau warga di sekitarnya, biar dilakukan teguran tertulis oleh kami dari DLH,” ungkapnya, saat dikonfirmasi via WhastApp, Selasa 2 Oktober 2022.
Dia juga menjelaskan, Pj Bupati Mubar, Bahri telah mengarahkan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mubar untuk turun langsung memantau lokasi dan mencari solusi terkait masalah itu.
Salah seorang warga Desa Kusambi, Fatma saat di temui awak media menjelaskan, semenjak adanya kontraktor misterius itu, hutan yang berada di belakang rumah warga di luluh lantakkan.
“Bahkan, hutan sempat digundulkan dan pepohonan diratakan dengan tanah. Kini, hutan tersebut ibarat padang teletubbies, ada banyak tanah yang membukit namun tidak beraturan, semua itu terjadi karena pihak kontraktor membuang tanah timbunan di lokasi itu, ” jelasnya.
Fatma mengungkapkan, biasanya saat hujan turun, pepohonan di dalam kawasan hutan tersebut membantu proses penyerapan air, sehingga aliran air bisa terkendali dan rumah warga tidak pernah terendam air.
Tetapi, lanjutnya, semenjak adanya kerusakan lingkungan yang diduga buntut ulah para kontraktor yang ingin memenuhi kepuasan dirinya, warga setempat kini harus sering-sering berlangganan banjir. Bahkan, air masuk di dalam rumah, merusak tanaman, tergenang di pemukiman warga dan sejumlah ruas jalan ikut terisolir.
“Kalau dulu tidak terlalu, nanti sudah ada yang ditimbun di belakang rumah itu baru parah begini,” ungkap Fatma.
Olehnya itu, Ia berharap pemerintah setempat bisa turun tangan. Tidak hanya melihat dampak akibat banjir yang sering terjadi, namun penyebab terjadinya banjir harus menjadi atensi pemerintah.