KIATNEWS : MUNA — Dugaan ancaman oknum guru terhadap sejumlah orang tua siswa penerima bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) di SDN 3 Watopute, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), adalah tidak benar alias hoax
Seperti di beritakan oleh salah satu media daring yang menyebut gara-gara orang tua siswa mengikuti kampanye salah satu calon Bupati Muna nomor urut 2 sehingga beberapa siswa tidak menerima bantuan PIP.
Pasalnya menurut pihak sekolah, penentuan siswa yang mendapat beasiswa PIP bukan pihak sekolah melainkan dari pihak pengelola bantuan PIP.
Kepala sekolah SDN 3 Watopute, Suryati Samudu melalui guru La Ode Irwan Firudin mengatakan, Apa yang diberitakan baru-baru ini adalah pernyataan fitnah dan tidak berdasar. Menurutnya, semua data beasiswa PIP diusulkan sesuai jumlah siswa.
Irwan juga menyanyangkan media yang memberitakan tanpa ada konfirmasi ke pihak sekolah. Ia menyebut bahwa memang ada seorang wartawan tiba disekolah didampingi oleh tim sukses calon Bupati Muna nomor urut 2.
“Kami sangat menyayangkan seorang wartawan datang didampingi dengan pak Raya Timu, mereka cuma datang foto sekolah kami dan kami kaget ada apa, tiba-tiba ada berita tanpa dilakukan konfirmasi dengan kami, padahal saat itu kita berada disekolah,”ungkapnya. Kamis, 7 November 2024.
Irwan menjelaskan bahwa program beasiswa PIP tersebut bersumber dari dana aspirasi yang didatangkan oleh anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara La Isra dari partai Gerindra.
“Ini program dari La Isra anggota DPRD dari Gerindra, semua siswa kami di sekolah SDN 3 Watopute sudah kami usulkan sesuai format permintaan dari pengelola, yang menentukan dapat atau tidak bukan kita di sekolah, ada pengelolanya di Kecamatan Watopute,”terang dia.
Irwan menyebutkan, dari semua data yang diusulkan hanya sebagian siswa yang dinyatakan lulus, dimana yang keluarkan data itu dari pengelola yang mengurus PIP yang bersumber dari dana aspirasi anggota DPRD, La Isra.
“Mereka sampaikan pada kami, ini nama-namanya yang nominasi yang dapat PIP, sehingga kami panggil orang tua yang nama-nama masuk dalam daftar penerima PIP, kami sampaikan kita bersyukur sudah dapat bantuan, yang lain belum dapat,”ujarnya.
Irwan juga menyebutkan berdasarkan data siswa yang diusulkan pihak sekolah sebanyak 132 siswa dan yang tercover dalam penerimaan bantuan pengelola sebanyak 55 siswa. Ia mengungkapkan, bahwa pihak sekolah tidak pernah membeda-bedakan siswanya di sekolah dalam mengusulkan program beasiswa.
“Untuk total usulan sekolah kita itu ada 132 siswa mulai dari kelas I sampai kelas VI, sekarang yang keluar dalam daftar dari pengelola 55 siswa yang dapat PIP, yang menentukan dapat dengan tidak pemilik program aspirasi, jadi kita di sekolah hanya mengusulkan siswa yang ada di sekolahnya kita,”tegasnya.
Mengenai siswa yang tidak terdaftar dalam penerima beasiswa PIP sebagaimana diberitakan oleh media adalah siswa kelas I SD. Menurut dia biasanya nanti kelas II baru mendapatkan bantuan beasiswa.
“Yang tidak masuk ini masih kelas satu dan kita sudah sampaikan kepada orang tuanya bahwa kita sudah usulkan, Insya Allah nanti kelas II baru dapat, karena biasanya nanti kelas dua baru dapat bantuan disekolah, artinya semua kita sudah simpan datanya dan tidak ada yang kita anak tirikan siswa kita,”jelasnya.
Irwan juga menyayangkan masalah ini digiring keranah politik. Menurut dia, permasalahan ini tidak ada kaitannya dengan politik.
“Ini yang kami sayangkan, mestinya orang tua siswa ini mereka datang dulu disekolah konfirmasi dan klarifikasi supaya kita jelaskan masalahnya apa, jangan dulu bicara diluar seolah – olah ini gara-gara politik padahal ini tidak hubungannya dengan politik,”tandasnya.