KIATNEWS : KENDARI – Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) kaya aka Sumber Daya Alam (SDA). Sehingga, daerah ini seakan menjadi primadona di level nasional hingga internasional.
Dengan kekayaan SDA yang dimiliki, Sulawesi Tenggara terus menjadi ‘buah bibir’ di kalangan investor, hingga menjadi tujuan bagi para pengusaha untuk menanamkan investasi.
Salah satu yang menjadikan Sulawesi Tenggara primadona saat ini adalah sektor pertambangan. Bumi anoa memiliki potensi yang besar untuk sektor pertambangan.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Tenggara, Parinringi menyebutkan, untuk potensi investasi di sektor pertambangan, Bumi Anoa memiliki tiga aset sumber daya alam dengan cadangan yang mumpuni.
“Kita di Sultra ini, kalau untuk sektor pertambangan ada tiga potensi yakni nikel, emas dan aspal,” ujar mantan Pj Bupati Kolaka Utara itu, Kamis 4 April 2024.
Lebih lanjut, Parinringi menjelaskan, berdasarkan pemetaan Badan Geologi pada Juli 2020, Indonesia memiliki sumber daya bijih nikel sebesar 11.887 juta ton. Sulawesi Tenggara pun menjadi salah satu dari tiga provinsi dengan potensi nikel terbesar se-Indonesia.
Di tahun 2019, kata dia, produksi hasil pertambangan nikel di Sulawesi Tenggara mencapai 23.967.146 ton.
Sedangkan emas, lanjut Parinringi, erdasarkan penelitian Dinas ESDM Provinsi Sultra, cadangan Deposit Hipotetik terhitung sebesar 1.120.000.000 gram dengan perkiraan sebaran luas 205.400 hektare.
Emas terbentuk dari proses magmatisme, beberapa endapan merupakan akibat dari proses kontak mesomanisme dengan larutan hidrotermal sehingga menghasilkan endapan placer dengan penyebaran diperkirakan ribuan hektar.
Mantan Wakil Bupati Konawe ini menambahkan, potensi pertambangan lainnya yang dimiliki. Sulawesi Tenggara adalah aspal yang berada di Kabupaten Buton.
Pada tahun 2019, total produksi hasil pertambangan aspal di Sulawesi Tenggara mencapai 71.113 ton. Sebagian besar aspal berasal dari Kabupaten Buton.
Sebagai bentuk komitmen untuk menasionalkan aspal Buton, penggunaan aspal Buton di tahun 2021 untuk jalan di Indonesia dipastikan mencapai 1.000 Kilometer atau sekitar Rp5,2 Triliun pendapatan yang diperoleh dari pemanfaatan aspal Buton.
Dilansir dari laman databoks.katadata.co.id, saat ini Indonesia memiliki sumber daya logam nikel 140,3 juta ton, serta cadangan logam nikel 49,26 juta ton.
Angka tersebut tercatat dalam materi presentasi Kemenko Marves berjudul Evaluasi Pelaksanaan dan Arah Pengembangan Hilirisasi Nikel edisi April 2024.
Adapun sumber daya dan cadangan nikel Indonesia paling banyak tercatat di Provinsi Sulawesi Tenggara. (Adv)