Kepala DPMPTSP Ungkap Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Nilai Investasi

Kepala DPMPTSP Provinsi Sultra, Parinringi. Foto : Antara.com

KENDARI : KIATNEWS – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) terus menggonjot peningkatan investasi yang masuk di wilayah Bumi Anoa.

Dalam upaya tersebut, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara telah memiliki konsep investasi yang dapat menarik para investor untuk menanamkan investasinya di berbagai daerah di Sultra.

Kepala DPMPTSP Provinsi Sultra, Parinringi mengatakan, dengan potensi yang dimiliki Sulawesi Tenggara, Pemprov Sultra menyakini investor akan ramai-ramai masuk berinvestasi.

Kendati demikian, Parinringi menyebutkan, terdapat beberapa faktor yang bisa mempengaruhi besarnya investasi di suatu daerah, termasuk di wilayah Sulawesi Tenggara.

Aktivitas pertambangan di wilayah Sulawesi Tenggara. Foto : ist.

Adapun aktor-faktor yang dimaksud adalah tingkat suku bunga yang berlaku keadaan/kondisi ekonomi, proyeksi perkembangan di masa depan atau akan datang, perkembangan teknologi, tingkat pendapatan nasional dan proyeksi keuntungan yang bisa diperoleh perusahaan, serta kepastian hukum, baik Undang-undang, Instruksi Presiden (Inpres), Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Daerah (Perda) yang berlaku.

Menurut dia, kegiatan ekonomi saat ini mengalami kemajuan, terjadi pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Berdasarkan analisas ekonomi, diproyeksikan perekonomian akan tumbuh dengan cepat.

“Maka para pengusaha pasti bergairah menanamkan investasinya, karena itu tadi, tingkat pertumbuhannya signifikan,” ungkapnya.

Parinringi yang juga pernah menjabat Wakil Bupati Konawe ini, kemudian menjelaskan bahwa investasi hanya akan dilakukan investor, jika tingkat pengembalian modal lebih besar dari pada suku bunga.

Maka, untuk menghitung besarnya investasi bisa menggunakan kurva Marginal Efficiency of Investment (MEI) dengan melihat suku bunga. Semakin tinggi tingkat suku bunga, maka investor cenderung mengurungkan niatnya untuk berinvestasi di suatu daerah.

Sebaliknya, kata Parinringi, semakin rendah tingkat bunga yang ditawarkan, akan semakin tinggi jumlah investasi yang dilakukan. Investor akan terdorong untuk melakukan investasi dengan harapan mendapatkan return yang lebih tinggi dari suku bunga. (Adv)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *