KIATNEWS : KENDARI – Selain di sektor pertambangan, pertanian dan perikanan, Sulawesi Tenggara juga memiliki potensi di bidang lain yakni perkebunan.
Di sektor perkebunan, Sulawesi Tenggara populer dengan komoditas coklat, mete dan cengkeh. Selain itu, ada juga komoditas lain yang kini tengah dikembangkan, yakni kelapa.
Alhasil, sebanyak 646 ton kelapa tanpa sabut telah dikirim melalui 28 kontainer secara bertahap. Ekspor kelapa yang memilki nilai jual sebesar Rp 2,5 miliar tersebut dikirim ke Tiongkok, Senin 19 Agustus 2024.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sulawesi Tenggara, Parinringi mengatakan, Sultra kaya akan hasil Sumber Daya Alam (SDA), sehingga sangat potensial untuk menjadi daerah tujuan investasi.
Parinringi juga membenarkan perihal komoditas kelapa yang saat ini menjadi incaran para investor untuk diekspor, yang terlebih dahulu telah dimulai oleh pemerintah pusat.
Sementara itu, Kepala Badan Karantina Indonesia Sahat Manaor Panggabean yang hadir langsung di Kendari mengatakan, ekspor kelapa ini sudah melalui komunikasi dengan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan. Selain itu, Sultra seperti beberapa wilayah di Indonesia juga memiliki potensi besar untuk komoditas kelapa.

“Selain kelapa, Sultra memiliki komoditas andalan lain seperti mete, sabut kelapa, ikan tuna yang nilainya berkali lipat dari komoditas lainnya,” terangnya.
Lanjutnya, pihak Badan Karantina mendorong Pemprov hingga Pemkab melakukan ekspor komoditas ke negara tujuan. Pihak Karantina akan all out membantu memfasilitasi, hingga memberikan masukan standar kelayakan komoditas ekspor yang harus dipenuhi petani dan pengusaha di setiap negara tujuan.
Ditempat yang sama, Sekda Provinsi Sultra Asrun Lio yang juga hadir dalam ekspor tersebut mengatakan, sebuah kebanggaan karena Sultra bisa mengekspor langsung dari pelabuhan Pelindo Kendari.
“Selama ini, kita kan ekspor via Surabaya, Makassar, namun sekarang sudah bisa langsung ekspor dari Pelabuhan Kendari,” ujarnya.
Sekda Sultra mengungkapkan bahwa pihaknya akan menjalin sinergi dengan berbagai instansi terkait, untuk memperluas pasar ekspor, terutama ke Tiongkok yang memiliki permintaan tinggi akan produk kelapa.
“Keberhasilan ekspor perdana kelapa bulat ini menjadi pemicu semangat bagi kita untuk terus meningkatkan volume dan diversifikasi produk ekspor. Kita akan melibatkan lebih banyak daerah penghasil kelapa di Sultra, yang kita ekspor sekarang baru dari Kabupaten Kolaka dan Bombana,” ungakapnya.
Sementara itu, pengusaha sekaligus pengumpul kelapa bulat, Iwan mengatakan, Sultra memiliki potensi besar untuk komoditas kelapa bulat. Salah satu penghasil kelapa terbesar di Sultra yakni wilayah Kabupaten Bombana.
“Kalau kami kerja betul, bisa tiap minggu mengirim kelapa,” kata Iwan.
Iwan mengatakan, sudah sekitar setahun menekuni bisnis ekspor kelapa. Setiap kali ekspor paling sedikit 2 kontainer atau sekitar 56 ton lebih.
“Tujuan ekspor selalu Tiongkok, namun sebelum ekspor langsung, kami ini biasa lewat Surabaya,” ujar Iwan.
Iwan menambahkan, 646 ton kelapa bulat yang diekspor langsung dari Pelabuhan Kendari ke Tiongkok hanya dikumpulkan dalam waktu 3 hari saja.
Pihaknya, mencari langsung ke perkebunan, berbicara dan petani kemudian mereka mengumpulkan kelapa. Selanjutnya, kelapa dibawa ke gudang penampungan di Kota Kendari. (Adv)