KIATNEWS : KENDARI – Potensi sektor pertanian mendominasi dalam peningkatan dan pertumbuhan ekonomi atau lapangan usaha di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Parinringi mengungkapkan, sektor pertanian ini telah memberikan dampak positif pada peningkatan sektor ekonomi lainnya. Seperti industri pengolahan, perdagangan besar, dan eceran.
Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah satu provinsi yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA), terutama sektor pertanian dan pertambangan.
Karena itu, menarik untuk mengkaji sektor ekonomi unggulan Provinsi Sulawesi Tenggara terhadap Indonesia dengan menggunakan Static Location Quotient (SLQ) dan Dinamic Location Quotient (DLQ).
Berikut sektor ekonomi yang tergolong unggulan dan masih berpotensi unggul di Provinsi Sulawesi Tenggara;
1. Pertanian, kehutanan dan perikanan
2. Pertambangan dan penggalian
3. Konstruksi
4. Administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial
5. Jasa pendidikan.
Hal ini menunjukkan bahwa sektor ekonomi tersebut mempunyai PDRB yang tinggi didukung dengan pertumbuhan PDRB yang tinggi pula.
Selain itu, kata Parinringi, sektor ekonomi tersebut menjadi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Tenggara meskipun diperlukan keterlibatan sektor lainnya.
Sedangkan untuk sektor ekonomi yang tergolong belum unggul tetapi berpotensi unggul diantaranya industri pengolahan, pengadaan listrik dan gas, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, transportasi dan pergudangan serta jasa keuangan dan asuransi.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tenggara, La Ode Muhammad Rusdin Jaya mengatakan, Produksi hasil pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) di periode 2023 lalu menunjukkan pencapaian yang positif.
Pencapaian produksi di sektor pertanian menunjukan hasil yang luar biasa. Sehingga, Pemprov Sulawesi Tenggara terus mendorong produksi sejumlah komoditi semakin luar biasa.
Berdasarkan data ASEM, produksi padi tahun 2023 mencapai 475.267 ton, jagung 84.044 ton, dan kedelai 4.902 ton.
Peningkatan tersebut, kata Rusdin Jaya, tidak terlepas dari berbagai upaya strategis yang telah dilakukan untuk mengatasi tantangan yang ada, khususnya rendahnya Indeks Pertanaman (IP) di hampir semua lokasi sentra pertanian di wilayah ini.
“Kami telah berupaya keras untuk meningkatkan IP dengan berbagai pendekatan inovatif,” ujar Rusdin Jaya. (Adv)