KIATNEWS : KENDARI – Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) sangat layak dijadikan tempat atau lokasi untuk investasi bagi para investor regional, nasional maupun internasional.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Tenggara, Parinringi.
Parinringi menjelaskan, bahwa kelayakan investasi itu dapat dilihat dari sisi kondisi topografi, geologi, hidrologi dan klimatologi Sultra.
“Khusus untuk investasi sektor pertanian dalam arti luas, wilayah Sulawesi Tenggara sangat layak dijadikan lokasi investasi bagi para investor,” kata Pj Bupati Buton Selatan (Busel) ini, Kamis 6 Juni 2024.
Topografi
Dari sisi topografi, Sultra terdiri dari tanah berbukit hingga bergunung, yaitu ± 74 persen, sedang selebihnya datar sampai berombak ± 26 persen.
Secara umum, topografi Sultra bergelombang, bergunung dan berbukit. Pada beberapa tempat terdapat dataran aluvial seperti Mowewe, Lainea, Ladongi dan lain-lain.
Diantara gunung dan bukit-bukit, terbentang dataran-dataran yang merupakan daerah potensial untuk pengembangan sektor pertanian. Permukaan tanah pegunungan telah banyak digunakan untuk usaha.
Geologi
Secara geologis Provinsi Sultra terbentuk akibat tumbukan (collition) dua buah lempeng besar yaitu lempeng benua yang berasal dari Australia dan lempeng samudera yang berasal dari Pacific.
Kompleks ofiolit Sulawesi Tenggara didominasi oleh batuan ultramafik dan mafik yang terdiri dari harzburgit, dunit, werlit, lerzolit, websterit, serpentinit, dan piroksinit.
Sedangkan untuk batuan mafik terdiri atas gabro, basalt, dolerite, mikrogabro, dan amfibolit. Untuk batuan sedimen pelagic tersusun oleh batu gamping laut dalam dan sisipan rijang.
Hidrologi
Sumber Daya Alam Daerah (SDA) Aliran Sungai (DAS) menyediakan berbagai kepentingan dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Sumber kehidupan yang tersedia mulai dari kebutuhan bahan makanan, air bersih, kayu dan berbagai jasa lingkungan yang mempunyai nilai melebihi nilai ekonomi Sumber daya alam tersebut.
DAS Wanggu merupakan salah satu DAS prioritas di Sulawesi Tenggara, karena memiliki fungsi hidrologis.
Bagian hilir DAS Wanggu merupakan wilayah Kota Kendari, sedangkan hulunya merupakan Kabupaten Konawe Selatan.
Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki beberapa sungai yang melintasi hampir seluruh kabupaten/kota.
Sungai-sungai tersebut pada umumnya potensial untuk dijadikan sebagai sumber energi, untuk kebutuhan industri, rumah tangga dan irigasi.
Daerah aliran sungai, seperti Daerah Aliran Sungai (DAS) Konaweha, DAS tersebut seluas 7.150,68 km2 dengan debit air rata-rata 200 m3/detik.
Terdapat tiga kabupaten dan satu kota yang mencangkup DAS ini yaitu Kabupaten Kolaka Timur. (Koltim), Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Kabupaten Konawe, dan Kota Kendari.
Hulu sungai ini berupa pegunungan dengan kemiringan terjal. Sedangkan bagian tengah berupa dataran rendah berawa-rawa sehingga alur sungai berkelak-kelok dan berubah-ubah. Anak sungainya meliputi Sungai Aopa, Lahumbuti, Ameroro, Ambekairi, Anggalo, Ahilulu, Andolaki dan Sungai Mokoseo.
Bendungan Wawotobi yang menampung aliran sungai tersebut, mampu mengairi persawahan di daerah Kabupaten Konawe seluas 18.000 Ha.
Di samping sungai-sungai tersebut, terdapat pula dua rawa yang cukup besar, yaitu Rawa Aopa yang terdapat di Kabupaten Konawe Selatan dan Rawa Tinondo yang terdapat di Kabupaten Kolaka. (Adv)