Program Hilirisasi Nikel Di Sulawesi Tenggara Dorong Peningkatan Jumlah Angkatan Kerja

Karyawan PT VDNI dan PT OSS tolak ajakan mogot kerja. Foto : Ist.

KIATNEWS : KENDARI – Program hilirisasi nikel yang digaungkan pemerintah pusat banyak memberikan efek domino dari sisi positif untuk peningkatan perekonomian daerah.

Di Sulawesi Tenggara (Sultra) program hilirisasi nikel tersebut secara jelas telah memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.

Salah satu dampak positifnya dapat dilihat dengan meningkatnya jumlah angkatan kerja di Sulawesi Tenggara. Hal itu terkuak dalam Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Kajian Hilirisasi Investasi Strategis Sektor Mineral dan Batu Bara Tahun Anggaran 2024, yang diselenggarakan oleh Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dengan berkoordinasi Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sultra, Rabu 3 Juli 2024.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), catatkan jumlah angkatan kerja di Provinsi Sulawesi Tenggara pada bulan Februari 2024 sebanyak 1.400,05 ribu orang atau mengalami kenaikan sebanyak 68,69 ribu orang, dibanding Februari 2023 lalu.

Sejalan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga mengalami kenaikan sebesar 2,09 persen poin.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Tenggara, Ali Haswandy mengatakan, untuk Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang terjadi hingga bulan Februari Tahun 2024 sebesar 3,22 persen, turun 0,44 persen poin terhadap TPT pada Februari 2023 atau turun 0,64 persen poin dibandingkan dengan Februari 2022.

Sedangkan penduduk yang bekerja sebanyak 1.355,01 ribu orang, meningkat sebanyak 72,38 ribu orang dari Februari 2023 atau meningkat sebanyak 123,10 ribu orang dari Februari 2022.

“Sebanyak 887,72 ribu orang atau 65,51 persen bekerja pada kegiatan informal, naik 2,64 persen poin dari Februari 2023,” katanya.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Tenggara, Ali Haswandy. Foto : ist.

Untuk tingkat pendidikan penduduk bekerja hingga bulan Februari 2024, Diploma IV, S1,S2 dan S3 sebanyak 227,64 ribu orang atau 16,80 persen.

Untuk pendidikan Diploma I,II,III sebanyak 37,68 ribu orang atau 2,78 persen. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 69,39 ribu orang atau 5,12 persen. Pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) 361,19 ribu orang atau 26,66 persen.

Kemudian pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) 237,05 ribu orang atau 17,49 persen. Tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) ke bawah paling banyak, yakni 422,06 ribu orang atau 31,15 persen.

Ali Haswandy mengungkapkan, penyerapan tenaga kerja menurut lapangan pekerjaan masih didominasi pertanian yaitu sebanyak 54,45 ribu orang. Disusul perdagangan sebanyak 39,93 ribu orang, administrasi pemerintahan sebanyak 20,26 ribu orang.

Terkait dengan kebijakan pemerintah dalam hilirisasi investasi strategis sektor Minerba, dalam pemaparan Ali Haswandy mengungkapkan, kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan industri nikel, khususnya di Sultra, diantaranya tenaga kerja juga harus memiliki pemahaman yang baik tentang manajemen lingkungan, termasuk pengelolaan limbah dan dampak operasional terhadap ekosistem. (Adv)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *